This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 16 Februari 2015

RESENSI BUKU NOVEL LET GO

RESENSI BUKU LET GO 

Oleh: Nuraida Wahyu H.


Judul buku         : Let Go
Pengarang          : Windhy Puspitadewi
Penerbit             : Gagas Media
Tahun terbit        : 2009
Kota terbit         : Jakarta
Jumlah halaman  : 242
Harga                : Rp 35.000,00

Novel ini berceritakan tentang Caraka yang di hukum oleh wali kelasnya akibat berkelahi dengan siswa lain 2 kali berturut-turut selama satu minggu. Hukuman yang diberikan ialah, ia harus membantu anggota Varitas, sebuah ekstra kulikuler untuk membuat majalah sekolah. Dalam masa hukuman ini, dia terpaksa harus berteman dengan Nathan, seorang laki-laki yang pintar namun sinis; Nadya, perempuan yang terlalu sempurna; dan Sarah, yang pemalu dan pendiam. 

Sejalan dengan waktu, pertemanan mereka mulai berjumpa dengan masalah. Masalah akan cinta yang harus Caraka hadapi, persahabatan yang harus mereka pertahankan, dan kehilangan yang dialami antara Caraka dengan Nathan.

Gaya bahasa dalam novel ini terkesan sederhana, tanpa kata-kata “lo-gue” seperti halnya novel-novel teenlit lainnya, namun tetap enak untuk dibaca para remaja karena tetap memasukkan hal-hal berbau khas remaja.

Yang menjadi nilai tambah lainnya adalah dalam novel ini, selalu diselipkan kata-kata motivasi, puisi yang menyentuh, dan lagu maupun film klasik.

Dalam novel ini, karakter tokoh tetap stabil. Caraka yang keras kepala dan pantang menyerah tetap tergambar dari awal hingga akhir. Begitu pula dengan Nathan yang sinis, sampai akhir cerita ia tetap sinis pada teman-temannya, meski sebenarnya sikap sinisnya hanya satu-satunya cara untuk dia mengungkapkan emosi, yang akhirnya dapat diubah Caraka. Nadya yang tetap menjadi wanita tegas dan keras, yang tetap memiliki sifat khasnya hingga akhir cerita, dan Sarah yang pemalu dan pendiam, namun perlahan mampu dibuat Caraka untuk menjadi sosok wanita yang pemberani.

Kelebihan lain yang mampu menarik pembeli adalah kover yang dirancang Gagas Media sedemikian rupa, yang terkesan cantik dan artistik.

Kekurangan dari novel ini terletak pada pengeditan. Ada beberapa kata salah ketik yang dijumpai dalam novel ini. Kekurangan lain terletak pada gaya bahasa Aku-Kamu. Meski ada segi positif dari gaya bahasa ini, yaitu simpel, namun terdapat pula kekurangan, yaitu saat pembaca membaca novel ini terkesan kaku karena bahasa yang formal.

Contoh Resensi Buku Bahasa Indonesia

Resensi Buku Bahasa Indonesia 
 
Judul buku        : Bahasa Indonesia, Mata Pelajaran Perekat Bangsa
Penulis              : Drs. H. Suparmis, M.Pd & Memet Sudaryanto, S.Pd.
Penerbit            : Mediatama
Tebal                : 0,5 cm
Jumlah hlm        : 64 hlm
Ukuran buku     : 20,5 × 28 cm
Harga buku       : Rp 8.000,00 
 
Buku bahasa Indonesia untuk kelas xii adalah salah satu buku yang beredar di sekolah-sekolah SMA di Yogyakarta. Buku ini berisi berbagai materi yang berdasarkan pada kurikulum terbaru. Buku ini berisikan materi mengenai materi fakta dan opin, diskusi, membaca intensif, menulis surat lamaran pekerjaan, menulis surat dinas, pidato, puisi, resensi novel dan cerpen. Selain itu, buku ini menganut metode pembelajaran PAIKEM, yaitu pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan/menantang. 
 
Dalam buku ini, penulis mampu menyajikan berbagai materi secara urut, singkat dan padat. Hal ini mampu membuat siswa paham tanpa banyak hal-hal yang dianggap perlu. Selain itu, penulis memberikan soal-soal setiap bab nya untuk melatih kepahaman siswa dalam materi yang dipelajari. 
 
Namun, ada beberapa hal yang kurang dari buku ini. Buku ini dianggap terlalu singkat sehingga kurang dalam memberikan materi. Selain itu, tampilan dari buku ini kurang menarik sehinggga membuat siswa malas untuk membacanya. 
 
Dengan adanya buku ini, akan menambah berbagai bahan pembelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas XII SMA, sehingga akan menambah wawasan siswa.

Pidato Bahasa Indonesia Remaja dalam Menghadapi Perubahan Jaman

Yth. Ibu... 
Yang saya cintai teman-teman kelas....
Assalamu’alaikum wr. wb. 

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat tanpa kurang suatu apapun.

Hadirin yang berbahagia,

Pagi ini, perkenankanlah saya menyampaikan pidato dengan tema bagaimana remaja Indonesia menyikapi perubahan jaman.

Pada era globalisasi, berbagai penemuan baru dibuat untuk memudahkan kelangsungan hidup manusia. Pertumbuhan teknologi kini menjadi tantangan bagi sebagian masyarakat dunia untuk kelangsungan hidup. Namun, dalam perkembangannya, globalisasi yang melanda seluruh negara di dunia ini memiliki dampak baik dan buruk yang apabila tidak dicerna secara selektif akan berdampak pada kebiasaan buruk kita.

Globalisasi memiliki dampak positif yang sangat banyak, seperti kemudahan dalam teknologi, berkomunikasi, pendidikan dan lain sebagainya. Kemudahan ini sangat berguna bagi siswa dalam mempelajari materi pelajaran. Tak perlu terpaku pada buku pelajaran, karena kita bisa mencari materi pelajaran dengan internet.

Namun, dalam kemudahan tersebut terdapat berbagai dampak buruk yang dapat merusak remaja Indonesia, misalnya:

  1. Pola Hidup Konsumtif
    Hal ini terlihat jelas pada remaja Indonesia saat ini. Sebagian besar remaja selalu mengeluarkan uang demi penampilan, membeli gadged, dan lainnya. Hal ini membuat remaja merasa gengsi apabila tidak dapat memiliki hal-hal yang teman-teman sekitar punya. 
  2. Sikap Individualistik
    Remaja Indonesia yang ketagihan akan globalisasi pada bidang teknologi, akan menjadi apatis terhadap lingkungan mereka. Mereka lebih senang meluangkan waktu untuk terjun dalam dunia maya, seperti bermain game online, membuka situs pertemanan, dan lainnya. Mereka akan lupa makan, mandi, bahkan melupakan orang-orang sekitar. 
  3. Gaya Hidup Kebarat-baratan
    Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah remaja tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain. Selain itu, sebagian remaja menganggap budaya di Indonesia adahal hal yang kuno dan jelek. 
Hal-hal tersebut sangat terlihat dari tahun ke tahun pada diri remaja Indonesia. Banyak sekali kasus remaja akibat kurangnya pengetahuan bagaimana memilah globalisasi yang melanda di dunia. Maka dari itu, remaja Indonesia perlu menghadapi perubahan jaman dengan selektif. Beberapa tips dari saya adalah: 

  1. Memilah berbagai informasi, hal ini paling penting karena apabila tidak dipilah, kita akan menangkap informasi yang salah bahkan bisa merusak moral. Orang tua sangat berperan dalam pemilahan ini, untuk mengawasi anak-anak dan remaja agar tidak salah menangkap informasi yang bebas beredar. 
  2. Mendekatkan diri kepada Tuhan, karena agama merupakan tembok untuk kita tahu mana yang baik dan mana yang buruk. 
  3. Mengikuti kegiatan positif untuk membentuk karakter kita menjadi pribadi yang baik. 
Itulah hal yang dapat saya sampaikan. Marilah kita menghadapi jaman dengan selektif agar terhindar dari sitat-sifat yang menyimpang dari norma social di Indonesia.

Sekian dari saya, 

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Artikel Bahasa Jawa Dewi Setyawati

Dewi Setyawati lan Wanodya Jaman Sakmenika 

Prameswari Kusuma Dewi Setyawati inggih menika wanodya ingkang setya bekti ageng ing garwanipun. Dewi Setyawati gadhah gangsal anak. Dewi Setyawati lan Raden Narasoma boten gadhah masalah ing kaluwarga amarga bektinipun Dewi Setyawati. 

Ing jaman sakmenika, wanodya kathah ingkang duka marang garwa. Kathah ingkang pegat amarga wonten perkawis ing kaluwarga. Perkawis menika amarga wanodya boten purun bekti marang garwanipun, wanodya gampil duka lan boten purun mangertos kahanan. Wanodya ing jaman sakmenika namung sekedik ingkang gadhahi sipat kaya Dewi Setyawati.

Bekti wanodya marang garwa menika penting sanget. Wanodya kepareng bekti marang ‘imam’ kangge njaga kaluwarga saka masalah. Bekti marang garwa sampun katerangaken Gusti Allah ing Al-Quran. Bekti menika boten naming manud marang garwa, nanging uga mbenerake garwa menawa wonten lepat.

Wanodya ing jaman sakmenika kedah niru sipatipun Dewi Setyawati. Menawa wanodya bekti marang garwa, kaluwarga menika saged langgeng lan tansah boten wonten perkawis. Wanodya ingkang boten purun pegat kedahipun bekti marang garwa.

Dewi Setyawati menika lambing bekti lan setyanipun wanodya marang garwa, amrga bektinipun, Dewi Setyawati saged rukun marang Raden Narasoma. Wigati kangge wanodya inggih menika wanodya kedah bekti marang garwa, boten garwa bekti marang wanodya.



Asma : Nuraida Wahyu H.

Irah-irahan : Dewi Setyawati lan Wanodya Jaman Sakmenika

Cengkorongan : 
  1. Pambuka         : Babagan Prameswari Kusuma Dewi Setyawati
  2. Wigatining atur :
    Sipat wanodya jaman sakmenika
    Gegayutanipun sipat wanodya jaman sakmenika kalihan sipatipun Dewi Setyawati
    Gunanipun gadhahi sipat Dewi Setyawati  
  3. Dudutan : Wanodya kedhah bekti marang garwa, boten garwa bekti marang wanodya.

Artikel Bahasa Jawa tentang Wayang Arjuna

Wataking Arjuna kalihan Manungsa Jaman Sakmenika

Arjuna menika salah satunggalipun lakon pandhawa, yaiku Yudhistira, Bima, Arjuna lan Sadewa. Arjuna menika putranipun Prabu Pandhu kaliyan Dewi Kunthi. Arjuna nduweni sipat remen mitulungi. Kayata Arjuna gelem mitulungi Janaka mbabari alas Wisomarto sing angker banget kabare lan nulungi ndamel Kraton kanggo Aji Paweling saka Raja Raksasa Anggara Parno. 

Ing jaman sakmenika, kathah manungsa ingkang boten purun mitulungi. Manungsa jaman sakmenika kathah ingkang mentingaken awake dhewe. Manungsa sakmenika egois, boten ngurusi kahanan ing sekitare. Nangung, taksih kathah ingkang purun berkorban kangge sanesipun. Kayata akhir-akhir menika, filiphina dibabat marang Topan Haian, kathah wong-wong ingkang ikhlas mbiyantu. Tuladha liyane kayata gotong royong tiap dina minggu, shodaqoh, lsp. 

Remen mitulungi menika pengting sanget. Menawa wonten uwong kena musibah, kula panjenengas sami kedah mitulungi wong kasebut. Watak remen mitulungi menika uga diwajibaken dening Gusti Allah saka kitab Al-Quran. Nanging, aja keliru mitulungi, kayata mitulungi kanca ing wektu ulangan. Kula lan panjenengan sami kedah bisa milih wetu kangge mitulungi wong liya. 

Manungsa jaman sakmenika kedah niru sipatipun Arjuna, amarga mupangat mitulungi iku kathah sanget. Mupangatipun inggih menika saged njaga silaturahmi, kapuasan batin, kula panjenengan dados ngrasa menawa kula panjengengan iku migunani kangge wong liya lan angsal pahala. Sanesipun, kula panjenengan sami bakal disenengi wong liya amargi remen mitulungi lan wong liya bakalan bales pitulungan saka kula panjenengan sami. 

Arjuna sampun maringi tuladha wigatining watak remen mitulungi. Mitulungi iku saged wigati lan mupangat kangge kula panjenengan sami. Mangka, kula lan panjenengan kedah remen mitulungi. Aja mitulungi kangge pinuja, nanging mitulungi amarga kasih sayang. 

Cengkorongan:

Irah-irahan    : Wataking Arjuna kalihan Wataking Manungsa Jaman Sakmenika

Pambuka      : Babagan Arjuna

Wigatining Atur :
  1. Kahanan manungsa jaman sakmenika
  2. Gegayutanipun wataking Arjuna kalihan manungsa jaman sakmenika 
  3. Mupangatipun gadhah sipat remen mitulungi 
  4. Dudutan : Remen mitulungi menika kathah mupangate lan saged ngewarisi watake Arjuna