Senin, 16 Februari 2015

MAKALAH PERAN FILSAFAT ILMU BAGI ILMU KEPERAWATAN

MAKALAH
PERAN FILSAFAT ILMU BAGI ILMU KEPERAWATAN




Oleh:
Nuraida Wahyu Hidayati




PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014





KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Peran Filsafat Ilmu bagi Ilmu Keperawatan”.
Makalah ini berisikan tentang filsafat secara umum, pengertian filsafat ilmu, apa itu filsafat keperawatan dan peran filsafat ilmu bagi Ilmu Keperawatan.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan masukan yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan baik dari segi isi materi maupun sistematika penulisannya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.




Yogyakarta, Januari 2015 
                                          
               
    Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada saat ini, banyak orang yang tidak mengetahui apa makna dari filsafat, padahal filsafat saat ini telah berkemban lebih maju dam memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia. Berbagai cabang dari filsafat telah dikembangkan, seperti filsafat moral, filsafat seni, metafisika, filsafat agama, filsafat ilmu, filsafat kedokteran, filsafat hukum, filsafat matematika dan sebagainya. Selain itu, filsafat juga berperan dalam Ilmu Keperawatan, sehingga saat ini banyak perguruan tinggi yang memasukkan mata ajar filsafat ke dalam program studi Ilmu Keperawatan, baik untuk strata 1 (S1), strata 2 (S2) ataupun strata 3 (S3). Namun meski telah berkembang dengan pesat, banyak orang tidak mengetahui apa itu filsafat dan kegunaannya bagi Ilmu Keperawatan.
Oleh karena itu, penulis membuat sebuah makalah berisi filsafat secara umum, filsafat ilmu, serta kegunaan filsafat bagi Ilmu Keperawatan.

B.     Tujuan
1.      Mengetahui filsafat secara umum
2.      Mengetahui filsafat ilmu secara umum
3.      Mengetahui manfaat filsafat bagi Ilmu Keperawatan




BAB II
PEMBAHASAN

A.    FILSAFAT DAN FILSAFAT ILMU
1.      Pengertian Filsafat dan Filsafat Ilmu
Filsafat dalam bahasa Yunani yaitu philosophia yang terdiri dari dua kata, yaitu philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran.
Filsafat adalah sebuah studi mengenani dasar-dasar dari pengetahuan, realitas, dan eksistensi. Filsafat memiliki banyak studi disiplin seperti epistemologi (teori pengetahuan), metafisika (teori menjadi), logika (teori akal dan kesimpulan), teori nilai (termasuk etika, politik dan estetika), dan sejarah filsafat. Studi disiplin ini muncul dari berbagai pertanyaan orang-orang terdahulu, seperti pertanyaan ‘Apa kebenaran itu?’, ‘Apakah tuhan ada?’, ‘Apakah manusia benar-benar bebas?’ dan sebagainya.
Filsafat ilmu adalah cabang dari Filsafat yang meruakan bagian dari epistemologi. Filsafat ilmu mengkaji ilmu pengetahuan dari segi ciri-cirinya serta cara-cara memperoleh ilmu pengetahuan. Selain itu, filsafat ilmu juga dapat diartikan sebagai examination of beliefs atau proses dari cara berfikir seseorang terhadap serangkaian keyakinan yang cukup beralasan. Namun secara sederhana filsafat ilmu adalah dasar dari dinamika proses kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Dari sini didapatkan bahwa pengetahuan ada yang bersifat ilmiah dan tidak ilmiah.  Ilmiah adalah yang disebut ilmu pengetahuan, yaitu akumulasi pengetahuan yang telah disusun secara sestematis dan diorganisasi sedemikian rupa sehingga memenuhi asas pengaturan secara prosedural, metologis, teknis, dan normatif akademis. Dengan demikian teruji kebenaran ilmiahnya sehingga memenuhi validitas ilmu, atau secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Sedang pengetahuan tak-ilmiah adalah yang masih tergolong pra-ilmiah yang berupa pengetahuan hasil serapan inderawi yang secara sadar diperoleh, baik yang telah lama maupun baru didapat. Di samping itu termasuk yang diperoleh secara pasif atau di luar kesadaran seperti ilham, intuisi, wangsit, atau wahyu (oleh nabi).

2.      Kajian Filsafat Ilmu
a.       Ontologi
Ontologi adalah dasar untuk mengklasifikasi pengetahuan dan sekaligus bidang-bidang ilmu. Selain itu, ontologi dapat diartikan sebagai  ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality yang berbentuk jasmani/kongkret maupun rohani/abstrak.
b.      Aksiologi
Aksiologi merupakan kajian yang berkaitan dengan kegunaan dari suatu ilmu, hakekat ilmu sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang didapat dan berguna untuk manusia dalam menjelaskan, meramalkan dan menganalisa gejala-gejala alam.
c.       Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan mengenai hakikat ilmu dan ilmu sebagai proses yang merupakan usaha sistematik dan metodik untuk menemukan prinsip kebenaran yang terdapat pada suatu obyek kajian ilmu.

3.      Karakteristik Filsafat Ilmu
a.       Filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat.
b.      Filsafat ilmu adalah bagian filsafat yang menelaah ilmu secara filosofis dari sudut pandang ontologis, epistemologis, dan aksiologis.

4.      Objek Filsafat Ilmu
a.       Objek Material
Menurut Hakim dan Beni (2008 : 19), objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Selain itu, objek filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang bersifat alamiah, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sestematis dan diorganisasi sedemikian rupa sehingga memenuhi asas pengaturan secara prosedural, metologis, teknis, dan normatif akademis. Dengan demikian teruji kebenaran ilmiahnya sehingga memenuhi validitas ilmu, atau secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan
b.      Objek Formal
Objek formal filsafat adalah hakikat ilmu pengetahuan dimana filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap masalah-masalah ilmu pengetahuan yang dibicarakan atas dasar tujuan filosofis dalam landasan ilmu pengetahuan, yaitu ontologis, epistemologi, dan aksiologis.

B.     FILSAFAT KEPERAWATAN
Perawat adalah orang yang merawat orang-orang sakit. Terdapat dua jenis perawat yaitu perawat awam dan perawat profesional. Perawat awam adalah seseorang yang merawat orang-orang sakit tanpa ada pelatihan sebelumnya, seperti ibu yang merawat anaknya ketika demam. Sedangkan perawat profesional adalah perawat yang dilatih sebelum melakukan perawatan terhadap orang sakit. Perawat profesional harus mengikuti pendidikan keperawatan sebelum merawat orang sakit.
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2008).
Keperawatan sebagai profesi harus memiliki konsep ilmu yang jelas, yang menuntut untuk berfikir kritis, logis, dan analitis serta bertindak secara rasional dan etis serta harus tanggap atas apa yang terjadi terhadap klien dan lingkungannya atau bisa dikatakan berkaitan dengan kebenaran pada klien. Hal ini tentu memiliki keterkaitan dengan filsafat yangmana merupakan cara untuk mengetahui kebenaran ilmu, sehingga filsafat bagi keperawatan akan berguna untuk memajukan keperawatan sendiri.
Filsafat keperawatan adalah sesuatu yang menyatakan pikiran kita pada apa yang kita yakini benar tentang sifat profesi keperawatan dan memberikan dasar untuk kegiatan Perawatan. Hal ini mendukung nilai-nilai etika perawat sebagai dasar dan mendasarkan keyakinan perawat dalam teori. Selain itu, filsafat keperawatan juga dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari tentang bagaimana seorang perawat menyikapai apa yang terjadi pada kliennya, yang berpegang pada kebenaran yang terjadi dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup klien. Diketahui bahwa dalam filsafat ilmu terdapat tiga kajian, yaitu ontologi (apa arti dari sebuah ilmu), epistemologi (bagaimana ilmu tersebut muncul) dan aksiologi (apa manfaat dari ilmu tersebut). Dari ketiga kajian ini dapat diambil tiga pertanyaan mengenai Ilmu Keperawatan, yaitu ‘apa itu Ilmu Keperawatan?’, ‘bagaimana lahirnya Ilmu Keperawatan?’, dan ‘apa tujuan dari adanya Ilmu Keperawatan?’
Dari pertanyaan ontologi mengenai keperawatan, Virginia Henderson mendefinisikan bahwa keperawatan adalah Bantuan yang diberikan kepadaindividu baik dalam keadaan sehat maupun sakit dalamkegiatannya untuk mencapai keadaan sehat atau sembuh daripenyakit sehingga ia mempunyai kekuatan, keinginan dan pengetahuan.
Selanjutnya, apa jawaban dari ‘bagaimana Ilmu Keperawatan lahir’? Keperawatan lahir bahkan jauh sebelum Florence Nightingale lahir. Keperawatan lahir sejak zaman purbakala, yangmana pada zaman ini perawatan merupakan sebuah naluri keibuan (mother instinc). Dari naluri keibuan ini bergeser kepada waktu dimana manusia mempercayai tentang adanya kekuatan mistis yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia (Animisme). Disini, manusia percaya bahwa keadaan sakit diakibatkan adanya pengaruh gaib. Kemudian dilanjutkan dengan zaman dimana manusia percaya pada dewa dimana pada masa ini manusia percaya bahwa keadaan sakit mereka adalah akibat dari kemarahan dewa. Hal ini terus berkembang sampai akhirnya Florence Nightingale yang pada saat itu merawat pasien perang menyadari bahwa pasien yang ditempatkan pada lingkungan bersih, proses kesembuhan lebih cepat daripada pasien yang ditempatkan pada lingkungan kotor. Hal ini yang mendasari bahwa lingkungan menjadi salah satu paradigma keperawatan. Sejak saat itu muncul berbagai pemikiran baru mengenai kebenaran dalam keperawatan seperti Johnson yang kemudian mengemukakan Behavioral System Model yang berdasarkan pada penelitiannya mengenai adaptasi pasien terhadap kondisi sakitnya.
Jawaban dari pertanyaan aksiologis mengenai keperawatana adalah memelihara, mencegah infeksi, dan cedera, memulihkan dari sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan lingkungan (Florence Nightingale, 1895). Selain itu, Ilmu Keperawatan mejadi dasar perawat dalam melakukan tindakan keperawatan kepada klien sehingga merubah kondisi klien menjadi lebih baik.
Hubungan antara filsafat imu dengan keperawatan adalah dimana filsafat dalam keperawatan mengkaji apa penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas (kebenaran), serta keingintahuan mengenai gambaran akan sesuat yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada metode empiris. Filsafat keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah sebenarnya dapat diaplikasikan, dalam hal ini pengetahuan keperawatan, sehingga filsafat keperawatan merupakan keyakinan dasar mengenai Ilmu Keperawatan yang berisi tentang segi biologis manusia (klien) dan perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit terutama berfokus kepada respon klien terhadap situasi yang dihadapinya.
Berbagai manfaat dapat diambil dari filsafat untuk ilmu keperwatan. Berikut ini beberapat manfaat filsafat bagi Ilmu Keperawatan:
1.      Memudahkan proses keperawatan
2.      Perawat dapat memecahkan permasalahan yang ada pada proses keperawatan meliputi permasalahan teknologi, sosial budaya, ekonomi, pengobatan alternatif, kepercayaan spiritual, dan lain sebagainya.
3.      Sebagai dasar menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan untuk tindakan perawatan melalui pengalaman-pengalaman sebelumnya.
4.      Seorang perawat dapat menggunakan kebijaksanaan yang diperoleh dari filsafat sehingga perawat tersebut dapat lebih berfikir positif (positif thinking). Dengann positif thinking ini, seorang perawat dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan memudahkan perawat dalam menjalin hubungan dengan klien yang tadinya susah berkomunikasi sehingga klien dapat menjadi lebih dapat berkomunikasi dengan baik dan akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan pasien tersebut.
5.      Meminimalisir terjadinya kesalahpahaman dalam pencarian kebenaran Ilmu Keperawatan.
6.      Mendapatkan kebenaran dari hal-hal yang belum pasti seperti ketika seorang perawat akan memberikan obat kepada klien, harus mengetahui prosedur pemberian obat sehingga perawat dapat memberikan obat dengan baik dan benar.
Selain itu, filsafat juga memiliki peran bagi dosen-dosen dalam meberikan pendidikan ilmu keperawatan, yaitu:
1.      Mengetahui sikap yang tepat untuk diberikan kepada mahasiswa dalam proses kuliah
2.      Mengetahui bagaimana cara menemukan pengetahuan yang bersifat ilmiah




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Filsafat dalam keperawatan mempunyai berbagai peranan penting. Peran filsafat dalam pendidikan Ilmu Keperawatan bagi dosen adalah mengetahui sikap yang tepat untuk diberikan kepada mahasiswa dalam proses kuliah serta mengetahui bagaimana cara menemukan pengetahuan yang bersifat ilmiah.
Sedangkan filsafat keperawatan adalah sesuatu yang menyatakan pikiran kita pada apa yang kita yakini benar tentang sifat profesi keperawatan dan memberikan dasar untuk kegiatan Perawatan. Hal ini mendukung nilai-nilai etika perawat sebagai dasar dan mendasarkan keyakinan perawat dalam teori. Selain itu, filsafat keperawatan juga dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari tentang bagaimana seorang perawat menyikapai apa yang terjadi pada kliennya, yang berpegang pada kebenaran yang terjadi dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup klien.
Manfaat filsafat dalam keperawatan salah satunya adalah Sebagai dasar menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan untuk tindakan perawatan melalui pengalaman-pengalaman sebelumnya.

B.     Saran
Meski diketahui manfaatnya sangat penting bagi mahasiswa keperawatan, masih banyak Perguruan Tinggi yang belum memberikan mata ajar Filsafat untuk Progrm Studi Ilmu Keperawatan sehingga diperlukan pemerataan.






DAFTAR PUSTAKA

jmerritt.net/documents/Philosophy/Overview/Types.htm
Oxford Ensiklopedia Pelajar. Tahun 2004. Jakarta: CV. Prima Printing.

0 komentar:

Posting Komentar